Dollar Ziddu

Translate

Kurs Mata Uang

Senin, 12 Maret 2012

Samsung: Konsep iPad Sudah Muncul Sejak 1994


Samsung: Konsep iPad Sudah Muncul Sejak 1994


Roger Fidler
Colorado, AS - Apple iPad boleh jadi adalah pelopor komputer tablet yang sukses menjadi produk mainstream. Akan tetapi perangkat semacam ini disinyalir bukan murni ide Apple, namun hasil gagasan sosok bernama Roger Fidler pada tahun 1994.

Seperti diketahui, Apple menggugat pesaing mereka seperti Samsung dengan tuduhan membuat tablet yang mencontek iPad. Nah, pihak Samsung turut mengajukan barang bukti bahwa konsep tablet sudah ada sejak dulu, termasuk ide yang dicetuskan oleh Roger.

Dikutip detikINET dari DailyMail, Senin (12/3/2012), Samsung berargumentasi Roger membuat konsep tablet yang mirip dengan iPad sejak jauh-jauh hari. Karenanya tidak masuk akal jika Apple menuduh Samsung menjiplak iPad karena mungkin ide iPad sendiri tidak asli dari Apple.

Kala itu, Roger bersama timnya membuat konsep komputer tablet ketika bekerja di jaringan surat kabar Knight Ridder. Dia mencoba menerka bagaimana konsep jurnalisme masa depan. Dia memperkirakan sebuah komputer tablet akan menggantikan komputer personal dan bisa menampilkan konten berita.

Roger sekarang disewa sebagai saksi ahli Samsung. Tugasnya adalah untuk meyakinkan pengadilan bahwa Samsung tidak mencuri ide Apple. Sebab ide komputer tablet sudah muncul jauh sebelum Apple dan Samsung membuat tabletnya masing-masing.

Roger sendiri tak menyesal idenya tidak diwujudkan menjadi produk nyata, yang berpotensi membuatnya kaya raya. Ia mengaku tidak bertujuan mencari uang. "Aku tidak pernah melakukan hal ini dengan ide akan membuatku menjadi kaya," kata dia.
Untuk lebih jelasnya mengenai konsep tablet Roger, saksikan video berikut ini:





RealPad Bunaken, Tablet Android Quad Core Versi Lokal


RealPad Bunaken, Tablet Android Quad Core Versi Lokal


Jakarta - Sebuah merek lokal coba menggebrak pasar komputer tablet Android. PT Berca Cakra Teknologi memperkenalkan tablet Relion RealPad Bunaken. Ditilik dari spesifikasinya memang lumayan dahsyat. Seperti prosesor quad core dan sistem operasi Android 4.0 atau yang biasa disebut Ice Cream Sandwich.

Ya, spesifikasi tablet PC semacam itu belum banyak dijumpai saat ini, bahkan di produk besutan vendor global sekalipun. Apakah memang kemampuannya juga segahar spesifikasinya di atas kertas?

RealPad Bunaken memiliki ukuran layar 10 inch. Bodinya cukup solid dengan balutan metal sehingga menimbulkan kesan kokoh. Beratnya mencapai 560 gram dan ketebalan 8,4 mm. Cukup nyaman digenggam meski bodinya licin. Jadi pengguna harus berhati-hati agar tablet tidak meleset dan jatuh.



Bagian layarnya sendiri sudah menggunakan pelindung anti gores Gorilla Glass. Sebuah nilai plus yang cukup signifikan sehingga pengguna cukup tenang selama memakainya, paling tidak dapat bertahan dari goresan goresan ringan. 

Cukup banyak tombol dan port di sekeliling bodi RealPad Bunaken. Tombol standar seperti volume, tombol on off, konektor pengisi daya serta headphone jack tampak hadir. Terdapat juga port microSD dan SIM card.



Tampilan Layar 

Layar 10 inch yang diusung RealPad Bunaken mengusung resolusi 1280 x 800. Cukup jernih dilihat. Namun ada kesan pucat di warna-warnanya alias kurang cemerlang.

Tablet ini sudah memakai sistem operasi Android terbaru dari Google, Ice Cream Sandwich. User interfacenya pun kelihatan berbeda dengan sistem operasi Android sebelumnya. Ice Cream Sandiwch atau Android 4.0 ini adalah perpaduan antara Android Gingerbread dan Android Honeycomb.

Yang paling kentara, tidak ada lagi tombol navigasi fisik di tablet Android 4.0. Semua operasional tablet kini dilakukan melalui layar sentuh yang terdiri dari tombol virtual Back, Home, dan Recent Apps.

Multitasking dapat dilakukan dengan mudah via tombol Recent Apps. Cukup menekan tombol virtual ini, maka ditampilkan semua aplikasi yang sedang dijalankan dan dapat langsung diakses kembali atau dimatikan.



Performa lumayan

RealPad Bunaken kelihatan perkasa dengan prosesor quad core nVidia 1,5GHz dan RAM 1GB. Namun performanya tampak kurang segahar spesifikasinya. Kadang-kadang masih ada sedikit gejala lag dalam pengoperasian layar sentuh tablet ini.

Ada juga beberapa keanehan di RealPad Bunaken. Misalnya fungsi accelerometernya. Ketika tablet dibalik dari posisi vertikal ke horizontal, prosesnya cukup lama dan layarnya mati terlebih dahulu. Baru kemudian layar berubah posisi.

Tablet ini dilengkapi kamera dengan resolusi lumayan besar. Yaitu 8 megapixel di bagian belakang dan 2 megapixel untuk bagian depan. Hasilnya cukup baik meski detail obyek kadang kurang terlihat. Sudah ada pula lampu flash untuk membantu penerangan.



Yang cukup jadi masalah, perpindahan dari fitur kamera ke perekam video butuh waktu cukup lama. Perlu beberapa detik sebelum kamera bisa difungsikan sebagai video ataupun sebaliknya. Sebuah kelemahan kecil yang cukup mengganggu.

Baterai RealPad Bunaken dikatakan dapat bertahan selama 8 jam untuk memutar video. Tablet ini juga sudah dilengkapi dengan slot SIM Card sehingga bisa terkoneksi dengan jaringan selular di samping melalui Wi Fi.

Kesimpulan



Tablet seperti RealPad Bunaken memang masih langka di pasaran. Berbekal prosesor quad core serta sistem operasi Android 4.0, tablet ini punya nilai lebih tersendiri. Namun beberapa kelemahan masih cukup mengganjal meski tidak sampai di taraf sangat mengganggu. Direncanakan beredar pada pertengahan Maret ini, RealPad Bunaken dibanderol dengan harga lumayan mahal untuk sebuah tablet lokal, yaitu Rp 4,7 juta.

Kelebihan:
- Spesifikasi tinggi
- Bodi kokoh

Kekurangan:
- Kamera tidak maksimal
- Harga lumayan mahal

Tablet Google Nexus Dibanderol Rp 2 Jutaan?


Tablet Google Nexus Dibanderol Rp 2 Jutaan?


Jakarta - Google telah memastikan meluncurkan komputer tablet sendiri yang kabarnya akan dinamakan tablet Nexus. Belum jelas vendor mana yang akan digandeng Google, namun kabar terakhir mengarah kepada Asus.

Menurut laporan media Taiwan, DigiTimes, Asus telah dipercaya Google untuk membuat tablet Nexus dengan ukuran 7 inch. Dilansir Geek dan dikutip detikINET, Senin (12/3/2012), harganya di kisaran USD 200 atau sekitar Rp 2 jutaan dan kemungkinan diperkenalkan bulan Mei mendatang. 

Selain Asus, kandidat lain adalah Acer dan HTC. Namun pilihan akhirnya mengarah pada Asus yang sudah berpengalaman membuat berbagai macam tablet Android. Asus Transformer Prime misalnya, adalah tablet pertama yang memakai Android Ice Cream Sandwich. 

Belum ada konfirmasi mengenai kebenaran kabar penunjukan Asus ini. Yang sudah dapat dipastikan adalah Google memang berencana membuat tabletsendiri seperti telah diungkapkan oleh sang chairman, Eric Schmidt beberapa waktu lampau.

"Enam bulan ke depan kami berencana memasarkan tablet dengan kualitas terbaik, memperkuat kompetisi yang kian sengit antara Apple dan Android Google," kata Schmidt. 

Di segmen smartphone, Google telah merilis ponsel sendiri dengan sebutan nama Nexus. Saat ini sudah ada tiga generasi smartphone Nexus yang mereka rilis, yaitu Nexus One, Nexus S dan yang baru saja dipasarkan Galaxy Nexus.

TVRI menunggak Rp34 M, RRI Rp195 Juta


         Lembaga-lembaga penyiaran publik milik pemerintah seperti Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) tidak hanya memiliki masalah soal frekuensinya. Tapi, dua lembaga penyiaran plat merah itu juga mempunyai tunggakan Biaya Hak Pakai frekuensi kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika.


"TVRI sudah bayar Rp143 miliar, tinggal Rp34 miliar," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Pos dan Perangkat Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Budi Setiawan, dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi I di Kompleks DPR RI, Senin, 12 Maret 2012.



Sedangkan RRI sudah membayar tunggakan Rp1,64 miliar dan menyisakan utang Rp195 juta Biaya Hak Pakai. RRI sendiri siap menyelesaikan tunggakan pada tahun ini.



"Untuk tunggakan itu segera kami bayar, tahun ini sudah bisa dialokasikan," kata Direktur Utama RRI, Rosarita Niken Widiastuti. Niken mengatakan tunggakan Biaya Hak Pakai itu baru dapat diselesaikan oleh RRI karena pihaknya tahun lalu fokus pada penambahan frekuensi. 



"Anggaran kami juga terbatas, anggaran kami dipotong Rp44 miliar sehingga menjadi Rp769 miliar," kata Niken. 



Atas masalah itu, Komisi I DPR akan membahas tunggakan Biaya Hak Pakai frekuensi radio untuk TVRI dan RRI, bersama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Keuangan. 



DPR juga mendesak Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk menambah alokasi frekuensi untuk Lembaga Penyiaran Publik TVRI dan RRI di daerah. Saat ini, Lembaga Penyiaran Publik mengalami masalah lisensi dan alokasi frekuensi yang masih kurang di sejumlah daerah.



Padahal sesuai aturan dalam Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2005 bahwa LPP masing-masing disediakan alokasi paling sedikit 20 persen dari jumlah layanan frekuensi yang ada di setiap layanan siaran. (hp).


2012 ini, Telkomsel Siap mengimplementasikan 4G LTE


2012 ini, Telkomsel Siap mengimplementasikan 4G LTE

Jaringan 4G LTE merupakan teknologi yang ikut mengubah gaya hidup digital.


       Jaringan dan layanan data memang sudah menjadi kebutuhan penting. Ini menyebabkan perangkat mobile terbaru pun kini dilengkapi jaringan 4G, dengan teknologi Long Term Evolution (LTE). Contoh teranyar adalah saat Apple mulai memasang teknologi 4G LTE di The New iPad.
Perkembangan teknologi jaringan pun diperkirakan akan mengubah gaya hidup digital (digital lifestyle). Pengguna perangkat mobile kini tidak membutuhkan gadget mereka sebatas untuk telepon atau SMS semata, tapi membutuhkannya untuk akses layanan data.

Tapi jaringan 4G LTE di Indonesia belum tersedia secara optimal, terutama untuk penggunaan komersial. Salah satu provider seluler, Telkomsel, kemudian menyatakan siap memenuhi jaringan 4G LTE.


"Telkomsel memiliki pondasi kuat dan siap mengimplementasikan jaringan 4G dengan teknologi Long Term Evolution (LTE), didukung oleh ketersediaan ekosistem device dan layanan data.” kata Ricardo Indra, Head of Corporate Communications Division Telkomsel, dalam keterangan tertulisnya.



Indra kemudian menjelaskan, LTE memang penting karena memungkinkan kecepatan transfer data dan memberikan coverage dan kapasitas layanan yang lebih besar. "Perkembangan teknologi telekomunikasi ini lahir karena meningkatnya kebutuhan layanan data,“ tutur Indra.



Saat ini, Telkomsek memiliki lebih dari 44.000 jumlah Base Transceiver Station (BTS), termasuk 9.500 Node B atau BTS untuk jaringan 3G. Adapun kapasitas bandwidth-nya sebesar 20 Gbps.



Untuk menunjang penggunaan jaringan data packet switch, tahun 2011 Telkomsel telah menyiapkan 27 SGSN (Serving GPRS Support Node) dan 10 GGSN (Gateway GPRS Support Node). Semakin besar kapasitas SGSN dan GGSN, semakin besar pula jumlah pelanggan data yang dapat diakomodir oleh jaringan Telkomsel.



“Ini untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kecepatan akses terhadap beragam layanan komunikasi data yang juga memicu pertumbuhan ekonomi dan masyarakat Indonesia," kata Indra. (umi)